Makin Hampir

Makin Hampir

Makin Hampir

Aku tahu kematian itu tak akan pernah terlihat sendiri melainkan kita melihat pada yang lainnya. Aku masih mengira waktu, adakah esok aku masih melihat warna di dada langit dan warna pada seantero maya yang terbentang luas. 

Kalau aku mati nanti.

Dosa - dosa kelmarin masih berkebun menghijau. Buahnya masak ranum manis. Aduh, Burung burung bebas berkicau tanpa ada yang menghalang. Masuk syurgakah nanti? Sedang dosa kelmarin makin membiak banyak dan tak pernah terhapus dengan zikir yang tak pernah dilagu bibir. Sering sering masa yang ditinggal kebelakang jauh, mampir mengetuk jiwa. Seiringnya aku masih terfikirkan tentang itu dan masih akan tetap sampai bila pun. Itulah.

Terlalu payah sampai aku sendiri terpaksa menyerah dengan semuanya. Sampai aku. Memadam seluruhnya hidup ini walau sisa harapan masih punya dan masih ada. Masih.

Kalau aku mati nanti.

Dosa - dosa kelmarin masih tidak luntur warnanya di atas kertas putih. Seiring dengan waktu tetap kekal dan tak pernah pudar dimamah angin dan embun hujan dan mentari. Tetap mengganggu fikiran yang sedang terbuai - buai. 

Kalau aku mati nanti. 

Walau dah jauh aku pergi, tetap juga bayang - bayang dosa lama menghimpit diri. Rimas lemas!